Judul : Sepotong Senja Untuk Dini
Penulis : Clothingk
Source : SemprotLagi

Dini memposisikan dirinya dengan kepala menjuntai dipinggiran ranjang, menghadapkan wajahnya kearah gue dengan arah terbalik. (bisa membayangkan, kan?). Halus kulit jemari tangannya yang lentik mulai mengusap kontie gue diatas wajah cantiknya.. Dijilati kulit bawah kontie yang berurat itu dengan telaten dan menguas nguas leher kepala kontie bagian bawah. "Oughh.. Dinn, terusshh.. Aaah,"gumam mulut gue merasakan kenikmatan yang mulai menjalar di sepanjang lonjoran batang kontie gue.Jemari tangannya mengocok dengan cepat, kemudian mengarahkan batang kontie gue kearah mulut mungil berbibir tipis Dini. Ujung kepala kontie gue udah menempel di bibir mulutnya.. Tangan Dini menjulur melinggari pinggang gue dan menekan perlahan.. Bujubuneeng!! Kontie gue mulai masuk setengah membelah rongga mulut Dini yang mengatup ke batang kontie dengan erat. Yang menakjubkan, Dini melakukannya dengan leher belakang berada dipinggiran ranjang sementara gue berdiri dengan kontie dihadapan wajahnya..

* * * * * * *

Gue menarik keluar kontie dan memasukkannya lagi.. Lidah merah Dini yang hangat menyambut dengan membaluri batang kontie yang berotot.. "Oough yess..shhh.. Din, that's greatt,"desah gue ketika merasakan kontie tertelan semakin dalam di mulut Dini. Gue tarik lagi keluar, dan memasukkannya perlahan namun semakin dalam.. "Cleeephh.." Tenggorokan Dini mulai terlihat bergerak, ketika lonjoran kontie gue masuk ke dalam mulut nya. Buah dada besar Dini pun juga ikut berayun menggemaskan, seiring kocokan kontie gue yang semakin cepat didalam mulut Dini.. "Slep!.. Sleep.. Cloop!!.. Clopp.." Jemari tangan gue langsung menggapai dan meremas remasnya, diiringi dengan kaki kanan yang gue jejak kan diatas ranjang dekat kepala Dini, dengan terus mengayunkan pinggul gue ngentotin mulut Dini. Dan akhirnya setelah lancar mengeluar masukkan kontie sampe 3/4 nya ke dalam mulut Dini, "Hmmpp!.. Hmpph!", diiringi suara gelegapan Dini, masuklah lonjoran batang kontie gue seutuhnya di mulut Dini.. Yuupz.. Deepthroath yang sangat sempurna oleh Dini. Gue merasakan kehangatan dan kenikmatan yang luar biasa, ketika batang kontie gue seutuhnya tenggelam di mulut Dini dan terendam kehangatan oleh air liur nya.. Amazing!.. So greatt!! Gue merasakan kerongkongan Dini meremas dan memijit sekujur lonjoran kontie gue.. "Aauughh Dinn.. anggett dan nikkm.aatt,"ceracau gue keenakan. Karena gue ga tahan mo keluar, maka gue cabut dah tuh kontie.. dan, "Plopp!" suara ketika gue keluarkan kontie dari dalam mulut Dini. Dini memejamkan mata dengan nafas tersengal sengal akibat ulahnya sendiri men deepthroath dengan posisi kepala terbalik.

* * * * * * *

"Sini sayang, sinii..", bilang Dini sambil menepuk nepukkan telapak tangannya diatas ranjang. Gue pun langsung merebahkan tubuh dengan kontie masih mengacung keras dan basah oleh air liur Dini. "iihhh.. Ni kontol kog ga muntah muntah sii,"bilang Dini genit sambil menowel ujung kepala kontie gue yang memerah. Dini beranjak menaiki tubuh gue dan menduduki lonjoran kontie dengan pantat bohay nya.. "aahh nikmatt nyaa.. anget,"batin gue ketika Dini mulai mengayun ayunkan pantat ke depan belakang.. Dini menggeser duduknya lebih maju, sehingga kontie gue mulai ambles pelan pelan terjepit diantara bibir memek Dini. Gue melihat dengan jelas, ketika belahan memek Dini yang sangat sempit itu merekah pelan pelaaan saat mencaplok lonjoran kontie, dan terselip diantara bibir memek kemerahan Dini yang tembem.. Seperti sosis yang terjepit diantara roti yang menghimpitnya. 

* * * * * * *

"Ouugghh..", desah gue dan Dini bersamaan karena sungguh sangat nikmaatt. "gilaa.. baru diselipin di antara bibir memek aja, sempit nya udah kek gini.. gimana kalo masuk seutuhnya ke dalam memek Dini yaa,"gumam gue penasaran. "ennaakk, renn?" hmm?",tanya Dini sambil mulai menggeal geolkan pantat bohay itu maju mundur pelan pelan menggilas lonjoran kontie. Gue langsung menangkup dan menguyel uyel daging toked 36B nya Dini, sembari menarik narik puting mungil yang telah mengeras dari tadi. "remas renn.. Oughh!! ter.rushh pilinn putt.tingg nyyaa.hh!", desah Dini tertahan. ".. Ouugh Diin!!.. semp..pitt bangg..ngett..shh jeppitaan.. bibb.. birr memme.ekkh.. loo!!", rengek gue merasakan sensasi yang tercipta, karena Dini udah memaju mundurkan dan menguleg uleg belahan bibir memeknya yang terselip batang kontie gue dengan lebih cepat.. "sleephh!.. slepph!.. srephtt!.. sreeppht!!", bunyi suara kontie gue yang terus sliding diantara himpitan bibir memek Dini yang semakin bassaahhh.

* * * * * * *

Dengan gempuran Dini yang dahsyat, meski udah gue tahan tahan untuk ga ngecrot, tetep aja kontie gue udah muntup muntup mau keluar pejuh. "Ooh shitt!!", umpat gue sambil kedua tangan meremas remas pinggul Dini yang terus terusan mem bombardir lonjoran batang kontie gue. Tiba-tiba Dini berhenti menggoyang, tapi malah mengangkat pantat bohay nya itu rada keatas. Di pegangnya kontie gue sambil di kocok pelan dan mulai di arahkan menuju lepitan memek tembem nya.. Ohh God.. Gue udah gemeter degDegan ga karuan kalo ternyata, sekarang ini adalah prosesi ngentot yang sesungguhnya.. Dini mengulas ulaskan kepala kontie gue ke belahan memek nya dari atas kebawah, dan mengusap usapkan di tonjolan clitoris merah mudanya.. "Aaahh!!", desis kenikmatan gue dan Dini bersamaan. Dini mulai menge pas kan kepala kontie ke lubang memek tembem yang terlihat sangat sempit itu.. "shrept.." kepala kontie meleset kesamping.. "shreept.."kepala konti masih tetep meleset.. "shrepttt.."malah meleset ke belakang dan menyenggol lubang anal Dini.. Fyuhh!!Susah banget memasuki relung rongga lubang memek tembem Dini.

* * * * * * *

"Pegang kontol lo yaa.. dan jangan lo gerakin dulu,"ucap Dini sambil membuka belahan bibir memek nya dengan jari tengah dan jari telunjuk tangan kanannya. Wow!! Lipatan bibir memek yang terkuak itu menampakKan isinya yang sangat menggoda.. Merah mudaa segar dan terlihat berkilat basah. Tak lama kemudian diambil nya batang kontie berurat gue dengan jemari tangan kiri Dini.. Di pas kan nya lagi dengan lobang memek tembem itu. Dini mulai menurunkan pantat bohay nya, dan "sreepth!.. sreptt!.. sleeepph!!" kepala kontie gue mulai terbenam terjepit sangat erat di mulut memek tembem Dini yang mulai merekah tersumpal kepala kontie gue. "Aaahh!!!", teriak gue dan Dini bersamaan. Gue teriak nikmat, tapi Dini teriak kesakitan. Yaa Ampyuun!!.. Memmek Dini sempit ga karuaann. "Ssaa.kitt renn!.. Lo ja.jjangga.n gerra.akh dulluuu,"bisik Dini mengerenyitkan keningnya. Setelah beberapa saat, Dini mulai menurunkan lagi pantatnya,"sleph" memeknya menelan kepala kontie dan lehernya.. "Enna..akKhh.. Dinn,"ucap gue dengan wajah penuh birahi. Demikian juga Dini.. "iiy..yaa renn, konnt.toll lo berra..sshaa..hh bangg.ngettth,"ucap Dini. 

* * * * * * *

Dini mulai menggenjotkankan memek peret nya keatas kebawah sampe leher kontie gue.. "uuuggh renn,"rengek Dini terdengar manja. Gue cuma diem menutup mata, meresapi kenikmatan yang gue alami.. Gue dah ga kuat lagii, jepitan memek Dini terlalu nikmat buat gue.. Ketika gue memegangi pinggul bahenol Dini untuk menekannya semakin dalam biar lonjoran batang kontie tertanam seutuhnya di dalam memek Dini, Dini menolaknya dengan halus.. "Not now beib, it's not the right place to have the real sex.. Just feel it,"ucap Dini lembut. "Aaahhh!!!", pekik gue ketika memek tembem Dini tiba tiba menggigit gigit, meremas remas dengan sangat kuat di sekujur kepala dan leher kontie gue. 

* * * * * * *

Dini tersenyum melihat reaksi gue.. Semakin cepat lah Dini mengeluar masukkan kepala dan leher kontie gue dalam memek tembemnya, dan semakin kuat juga lah gigitan dan remasan mulut memek Dini yang bergerinjal gerinjal itu.. "Oough!! say..yaangg.. Gue mmaau.. kell..luarr!", ucap gue bergetar makin belingsatan. Kontie gue udah sangat berkedut keras. "keluarin sayang., keluarin pejuhnya.. yang banyak yaa,"sahut Dini sambil tetep mengocokkan memeknya ke kepala dan leher kontie gue. Dengan timing yang tepat Dini langsung mencabut kontie gue dari memeknya, mengocok dengan cepat dan mengarahkan kepala kontie gue ke memek tak ber jembie itu, sambil mengangkang diatas kontie gue.. "OOUUGGHHH DINN!!.. GUE KEELLL.. UUAARRHH!.. AAARGGHHHH!!!,"teriak gue sambil menyembur kan peju kental ke memek tembem itu. Dengan jemari lembut nya, Dini masih terus mengocok dan mengurut kontie gue.. "JRO0T! .. CROO0T!!.. JROTT!!.. CROOTTT!!.. JROTTT!!" semburan keras pejuh gue yang hangat dan kental menghantam berkali kali ke belahan memek merah muda Dini. "Auuwh.. Aaah!!", pekik Dini kecil sambil tersenyum ketika memek tanpa jembie nya itu terhantam pejuh. Setelah berhenti menyemprot kan pejuh, kontie gue langsung di kelomoh Dini dengan buas.. Di cleaning servis dengan lincah. Dari pangkal kontie diurutnya pelan-pelan untuk mengeluarkan sisa sisa pejuh.. Lidah lancip yang menunggu di lubang kepala kontie itu, akhirnya ter lumeri oleh sisa pejuh yang ada di lonjoran batang konti gue.. Dan di telan nya dengan gerakan yang sensual. Perfect Job, Guy's!!

* * * * * * *

Dini menjatuhkan tubuh telanjang bulatnya di sisi gue. Menyandarkan kepala di dada gue dan memelukkan tangan kirinya.. "Puas renn?" hmm?"tanya Dini sambil memejamkan mata. "iya Din.. You're so greatt for me, gue puas dan seneng banget.. hehe,"jawab gue sambil menatap wajah cantik Dini yang tampak kelelahan waktu muasin gue. "hehe.. Gue juga thanks ya.. Oral lo sadis bangett,"balas Dini lembut. Meskipun gue belum merasakan ngentot dalam arti yang sebenarnya dengan Dini, tapi hari ini adalah hari untuk pertama kalinya gue bisa melihat Dini telanjang bulat seutuhnya. Gue bisa melihat, meraba, mengoral memek tembem tanpa jembie nya Dini yang selama ini selalu bikin penasaran. Terlebih, tadi gue juga udah nyicipin betapa nikmat luar biasanya jepitan memek Dini yang begitu ketat di kepala kontie dan lehernya. Over all gue puas!! Gue beranjak duduk dan melihat ke arah memek Dini. "Pejuh lo banyak banget renn.. anget, kenteel lagi,"bilang Dini sambil meratakan genangan pejuh di celah memeknya. Begitu banyak pejuh kental itu melumeri dan melelehi belahan memek peret kemerahan Dini. "Udah ahh, jangan lo pantengin gitu memek seksi gue.. nagih ntar lo,"ucap Dini genit sembari ngeloyor ke kamar mandi, setelah mengambil stelan bra dan cd dari dalam tas belanjaan.. Gue pun juga langsung beranjak ke lemari pakaian, nyiapin kaos babydoll rajut warna kuning gading buat Dini bergambar wajah idola nya.. Sang Legenda, Kurt Cobain..

* * * * * * *

Gue ngalamun ngebayangin apa yang gue alami dan rasain barusan, sambil menghisap dalam dalam cerutu from cuba oleh oleh dari temen. Luar biasa jepitan memek tembem tanpa jembie nya Dini.. Ga kebayang deh kalu tadi kontie gue masuk seutuhnya hehe..
Setelah beberapa saat,"Bbrrrr..rr dingiin,"bilang Dini keluar dari kamar mandi dengan rambut yang sedikit basah. Cuma mengenakan bra warna merah terang dengan model jaring-jaring yang ujung penutup puting pinky nya berbentuk lidah kecil the Rolling Stone's, so kulit putih mulus yang membungkus bongkahan daging susu nya menerawang jelas! kontras dengan warna bra yang Dini pake'.. Demikian halnya dengan g-string tipis yang penutup memek nya hanya selebar dua jari, yang juga berbentuk lidah dari the Rolling Stone's .. Pantat bohaynya yang besar terlihat begitu padet.. Muke gilee cing!! Seksii bangeetts!.. Dini berjalan ke arah meja kecil di sudut kamar, mengambil sebatang rokok putih favorit dan membakarnya.. Sesekali disisipkannya rokok putih di bibir yang tipis itu, ketika kedua tangan Dini sibuk mengoleskan handbody.

* * * * * * *

"Gimana ren, underwear yang gue pake?", tanya Dini sambil memutarkan tubuh putih semampainya di depan cermin rias. Sesekali tangan berjemari lentik Dini membenahi letak cup bra pembungkus melon putih 36B nya yang menyembul itu. "busyeettt dah.. menggairahkan banget ni bocah,"gumam gue dalam hati sambil memandang mili demi mili bagian tubuhnya yang terbalut underwear. "Bagus banget Din, berkesan seksi dan berani.. perfect,"jawab gue dengan antusias sembari mendekat ke arah Dini dari belakang. Dengan tangan kiri berkacak pinggang, telapak tangan kanan diletakkan diatas kepala, dan 
lutut kaki kanan ditekuk dikit.. WoW.. Sumpah deh!! ..,MAU BANGET KALO DI KASIH IJO IJO MA PEMBACA STORY GUE.., Dini Amalia bak model underwear profesional. Gue yang berdiri dibelakangnya pun tak kuasa untuk tidak mendekat, dan memeluk pinggang ramping Dini. "Aaah..,"desah gue ketika kontie yang belum di pake in boxer itu terselip di celah belahan pantat bohay Dini yang terasa hangat. "Sayang.. Lo kok nafsuin siih?", tanya gue sambil menggesek gesekkan batang kontie di belahan pantat Dini. Sambil mengalungkan kedua tangannya ke leher gue, Dini juga mulai menggoyang goyang dan memutar mutar pinggul, juga pantatnya.. Dahsyatt cing!! "ii.ihh kok ngaceng lagi sii?" dasar bandel," bilang Dini manja menggoda. Jemari tangan kiri gue langsung menempatkan lonjoran batang kontie yang udah ngaceng, kebawah belahan memek Dini yang ber g-string merah terang. Dini pun langsung menjepit kontie gue dengan merapatkan kedua batang paha mulus berbulu lembut itu saling menempel. Yuupz.. Kontie gue terjepit erat dan hangat diantara kedua paha dan dibawah memek Dini. "Uuughh, Din..", desah gue keenakan
ketika merasakan hangat di sekujur lonjoran kontie, dan gue pun mulai menggerakKannya maju mundur.

* * * * * * *

Ketika sedang asyik ber foreplay, tiba tiba.. ".. My Girl.. My Girrlll.. Dont Lie To Me, Tell Me Where Did You Sleep Last Night.." suara serak Kurt Cobain keluar dari speaker Hp Dini pertanda ada panggilan masuk. "Aah.. Shitt!! ganggu aja neeh,"gerutu gue ketika Dini melepaskan jepitan kontie dari himpitan paha nya. Dini menatap layar Hp sebentar dan mengerenyitkan dahi juga mata yang jernih itu. "Haloo.. Ngapainn?!", kata Dini ketus. "Kamu dimana say?" gua kerumah kok kamu ga ada, emang lagi dimana?", tanya seseorang diseberang telpon. "Terserah gue lah mo ngapain kek, mau kemana kek, emang apa urusan lo?", dengan juteknya Dini ngejawab sembari duduk di kursi dan menyelonjorkan tungkai batang kaki belalangnya yang putih licinn. "Ayolah say jangan gitu dong.. Gua cuma pengen ngajak kamu jalan jalan, makan, nonton ato apa kek.. Gua pengen nyeneng nyenengin kamu say, karna gua sayang ma kamu dari dulu.. Masak kamu nolak perasaan gua ke kamu..", cerocos suara dari seberang telpun. "Aahh.. Ga perlu lo seneng senengin gue.. gue juga dah seneng kog.. Ngapain lo repot repot segala.. Lo suka ma gue?" ..kalo gue ga mau sama lo trus kenapa?" meski lo tajir, tapi lo musti ngaca! kelakuan lo kek gimana?!" heh??", bilang Dini tajam. "Jangan gitu dong say.. Gua selalu terbayang bayang ma kamu, gua yakin kamu adalah soulmate gua," rayu suara playboy cap kadal dari seberang telepon. "Garing lo.. Basi tau ga!! Udah deh jangan ganggu gue lagi!!,"sentak Dini. "Asal kamu inget say, ke ujung dunn.." "tut.. tuut.. tuuut..", suara sambungan terputus, ketika seseorang diseberang telpon sana lum kelar ngomong. Yuupz.. Dini telah men disconnect sambungan telepon nya.

* * * * * * *

"..Aaahh, rese' dah tuu cowok.. ngejar ngejar gue mulu,"gumam Dini kesal. Gue yang mendengar semua obrolan barusan di telepon cuma nyengir, ngeliat si peri kecil ngambek mengeluarkan wajah judes dan jutek nya itu. "Ngapain lo cengar cengir ga jelas kaya lukisan abstrak Basuki Abdullah?", tanya Dini dengan wajah merengut. Waduh biyungg!.. Wajah gue di samain kek lukisan abstrak.. Busyeettt dah!..Jiakaka!!.. "Duuch.. yang lagi ngambeeek.. makin cantik dweech, nambah gemesiin.. uhhuuiy!!", bilang gue becandain Dini ala komeng, sambil make boxer buat nyelimutin kontie. Dan Dini pun ngakak.. "Hahaha, muke lo jauuhh." "Biar ga beTe, neeh gue kasih sesuatu buat lo Din,"kata gue seraya ngasih kaos babydoll rajut bergambar Kurt Cobain. "Waah, keren banget neeh renn.. Kurt Cobain fave gue.. Kaosnya juga lucu, rajut kerawang kerawang menampakkan daleman kulit tubuh pemakainya.. thanks banget yaa reen,"ucap peri kecil gue riang gembira dan langsung memakainya.. Alamaak!! Sungguh match di pake Dini. Karena kaos babydoll rajut itu panjang nyampe diatas lutut, so Dini ga perlu pake celana ato rok lagi. Lagian yang bagian pinggang ke bawah tidak ber model kerawang kerawang, jadi g-string merah terang Dini aman dari gangguan setan setan yang terkutuk.
Ente ente pade, setan bukan juragaan?? Jiakakaka!!.. "Duuch.. Cantiknya diri kyuuu,"kata Dini lucu dan narsis dengan melenggak lenggokKan tubuhnya. "Haha.. Yuupz, lo emang cantik Din,"ucap gue. "Siapa dulu dong cowook nyaaa?", bales Dini sambil melirik ke arah gue. Duuch gue jadi malu.. hiihi..hihi.hiii..

* * * * * * *

"By the way, tadi sapa yang call lo Din?", tanya gue sambil ngidupin tipi. "Ouw tadi tuh si rudi.. Rese' banget dah, gangguin and ngejar ngejar cewe' lo yang cakep ini terus,"terang Dini sekalian ga lupa narsis. "Hmm.. Rudi?", tanya gue sambil bergumam. "Iya, bocah tengil anak teknik yang belagu nya ga ketulungan,"imbuh Dini. Yuupz.. Gue tau rudi, cowok tatto an dengan tinggi sekitar 165cm berambut spike yang tengil, suka belagu mentang mentang bokapnya tajir. Reputasi nya memang buruk.. bahkan gosip yang beredar di lingkungan kampus, rudi juga seorang drug user. "Tenangg Din.. selama ada gue, lo gasah khawatir. Gasah diambil pusing deh, oke!", kata gue nenangin Dini. "Iya sayangg, tapi gue jadi beTe kalo dia maen kerumah ato teleponin gue mulu.. Mana kalo pas ngobrol ma gue, tangannya celamitan lagi, fyuhh!", keluh Dini. "Gampang, ntar hp lo biar gue kasih aplikasi penolak bala deh.. Gue jamin si rudi ga bakalan bisa telpon lo. Kalo tangannya celamitan, gampar aja muka nya!", terang gue rada jealous. "Iya deh, thanks ya..,"sahut Dini cepat. ".. Eh ntar malem clubbing yuuk, mau ga lo?"tawar Dini. "Hmm.. gimana yaa?" Bukannya gue ga mau Din, tapi gue sungkan ma tante mila juga oom tio ngajakin lo maen mulu,"kata gue panjang X lebar. "Hehe.. Good attitude, boy!", sahut Dini sembari ga lupa ngejitak gue.


* * * * * * *


Beberapa bulan kemudian . . . . .
Jam 10.00 Wib, gue udah kelar kuliah. "Ke kantin aja deh, ngopi dulu.", batin gue sambil bersiul berjalan ke arah kantin. Ketika berbelok di sudut gedung pshycology, gue mendengar suara orang berdebat.. Terlihat Dini yang mengenakan kemeja putih rada ketat dan rok hitam selutut, terlihat sedang beradu mulut dengan seorang cowok dengan rambut bergaya spike. Yuupz.. Tak biasanya Dini berpenampilan formal, ini disebabkan karena Dini sedang mengikuti test praktek mata kuliah psikodiagnostik. Dan cowok berambut spike itu tak lain dan tak bukan adalah rudi, cowok yang selama ini ngejar untuk ngedapetin cinta nya Dini. "Ayolah say ntar malem kita keluar yuuk.", ajak rudi terus memaksa Dini. "kagak mau!" kenapa lo terus maksa gue, hah?!" kenapa ga ajak cewek koleksi lo!", bentak Dini. "Ouw jadi kamu cemburu ya say, gua jalan ma cewek laen?", bilang rudi sok pede. "What!! seorang Dini Amalia cemburu ke lo?" ngayal lo!!", ketus Dini ke rudi. "Kamu kok keras kepala banget sih say?" kurang apa coba gua, hah?" cakep, tajir, keren.. Lo bakal seneng juga bangga deeh jadi cewek gua..", kata rudi mulai menyombongkan diri. "Kan serasi banget ama kamu say.. Kamu cantik, dan seksi menggairahkan.", imbuh rudi dengan mata melirik ke arah gundukan toked Dini, yang masih aja terlihat membusung indah.. "Haha.. Pede lo ketinggian tau ga?" gue bangga jadi cewek lo?" yang bener aja.. Asal lo tau yaa.. now, I'm saving all of my loving for someone who loves me.", beber Dini panjang lebar sambil menundukkan kepalanya ke arah rudi, karena rudi emang kalah tinggi dibanding Dini. "Oo yaa?" gue bukan?" pasti lebih keren an gua khan say, hehe?", ucap rudi sambil mengeluskan tangan ke lengan putih Dini. "Heh!!" rese lo yaa, tangan lo jangan celamitan.. Lepasinn!" lepasinn!!", teriak Dini sambil meronta ketika rudi memegangi tangan dan berusaha untuk menyentuh buah toked Dini yang memang begitu menggemaskan untuk diremas remas.Rudi pun memepetkan Dini ke dinding kampus.



* * * * * * *



Gue yang melihat itu semua, langsung berjalan kearah mereka.. "Woi.. What's up, mann!!", teriak gue. Rudi kaget dan menoleh ke arah gue, sedang Dini langsung berontak dan segera berlari kecil ke arah gue. Dirangkulnya tangan kiri gue oleh Dini.. Seperti cewek di film kingkong yang lari ketakutan dari sergapan T-rex dan berlindung di bawah kingkong. Waduh biyung.. Gue kingkong dong.. "ngapain lo ikut ikutan urusan gua ma Dini!", bentak rudi. "Harus nya gue yang nanya mann!" ngapain lo maksa maksa Dini sampe lo pepetin ke dinding, hah?!" asal lo tau yaa, semua urusan Dini termasuk urusan gue juga!", bentak gue ga mau kalah. "Lo jangan cemen dah, beraninya ma cewek.. Banci tau ga lo!!", ujar gue mulai menyerang sisi psikologis rudi. "Ooo.. Jadi elo yang ngerebut cinta Dini dari gua, hah?!", kata rudi sengit. "Apa lo kata?" lo sakit yaa.. siapa juga yang mau ma cowok urakan seperti lo!", sahut Dini ketus. "haha.. Gimana mann?!" dah tau sendiri kan jawaban nya?" ga perlu diterangin lagi kan?", tanya gue sambil menyedekapkan kedua tangan di dada.. Keren banget dah gaya gue waktu itu gan, so cool gitu dwech.. Haha.. "Cuiih!.. awas lo renn, tanggung sendiri akibatnya.", ancam rudi melotot sambil menunjuk nunjuk kearah gue, dan melangkah pergi.



* * * * * * *



Dini langsung meluk gue.. dan "Cupp" cium mesra dari bibir tipis Dini ke bibir gue. Duuch bahagia nya daku.. "lo gapapa kan sayang?", tanya gue sambil menyibakkan anak rambut Dini dari keningnya. "Gapapa kog renn, untung aja lo cepet dateng.", jawab Dini. "Tapi pergelangan tangan gue rada sakit neeh, gara gara cengkeraman rudi..", lanjut Dini sambil memperlihatkan pergelangan tangan yang di hiasi watch Alexander Christie warna perak. "Ntar gue pijitin di basecamp phsycopala, ma di kasih minyak kayu putih biar anget..", kata gue. Dini cuma mengangguk anggukkan kepala tanda setuju. "Lo masih ada kelas ga Din?", tanya gue sambil merhatiin sesuatu yang mengintip diantara kancing baju Dini. Apakah itu? Beha dengan model kerawang jaring jaring warna hitam merah pembungkus buah dada besar yang kontras dengan warna kulit dan baju putih Dini itu, terlihat jelas diantara celah kancing. "Ehemm.. emm.. jangan cuma di lirik doang kalo berani, hmm?", sindir Dini karena tau mata elang gue lagi mendaki puncak gunung susu 36B nya Dini. "Hehehe..", tawa gue ke gap Dini. "Yaudah, yuuk ke basecamp aja.", ajak Dini. Dan kita pun berjalan beriringan bergandeng tangan sambil tebarkan senyuman.



* * * * * * *



Sampe di depan basecamp, terlihat si pay, risna, fuad, shinta, dan seno sedang nyantai ngobrol. "Haluw brotha..", sapa gue ramah ke mereka. Dini langsung duduk di bangku dengan menyilangkan kaki belalangnya berhadapan dengan si pay.. Gue liat si pay curi curi pandang kearah paha putih Dini yang rok hitamnya tertarik sampe setengah paha.. Maybe si pay teringat eksib Dini dan live show gue ma Dini. "Pagi juga renn, Dinn.. Duuch yang lagi kasmaran mesra nya kaya pengantin baru.. eh tapi udah kawin belum?" hahaha..", celomet fuad ngasal. Semua pada ketawa, Dini cuma tersenyum dan merona merah denger kata kawin. "aah bisa aja lo bro.", jawab gue singkat. Risna ma shinta ikutan terkikik. "Anyway.. Kaya nya lagi pada nge planning something yaa?", tanya gue. "Ouw iya renn, kebetulan awal bulan depan kita mo latihan panjat juga camping neeh.. Lo mo ikut kaga?" skalian ajakin Dini, biar wawasannya makin luas ga cuman mantengin wajah lo doang.. ga bosan apa lo, Din..Hahaha..", giliran seno nyeletuk caper. Yuupz.. Gue bisa merasakan kalo si fuad ma seno pada caper ke Dini, kecuali si pay. Kaya nya si pay selalu mupeng deh saban ngeliat Dini. "Wajah reno kan udah kaya tebing bro..", ucap Dini dengan memainkan wajah jenaka. "Hahahaha!!.." ketawa anak anak phsycopala pun meledak. "Tapi kan ngetagihin lo Din.. Ya ga?" weekz..", serang gue balik sambil mengerlingkan mata. "Hayoo.. Lo diapain Din, kok sampe ketagihan ma reno?", tanya si pay berani.. Jiaah, tumben si pay bisa ngomong. "Adaa dweech, pengen lo pay?" yuuk," goda Dini centil ke si pay. "Sukuriin lo pay, ngeceng aja masih nangis lha kok malah berani ngegodain Dini.", bilang fuad. "Wakakaka!!" meledak lagi tawa mereka. Si pay cuma nyengir ga jelas.



* * * * * * *



"Yoi bro gue ikut dah, lagian lama ga ke gunung juga pantai.. Nih rokok, sini bukan pom bensin khan?", bilang gue setuju buat ngikut acara rock climbing sambil nawarin rokok ke anak anak. Karena gue liat, tumben mereka ga pada ngerokok. "Ngerti aja lo ren kita butuh dopping..", ujar fuad sambil menyalakan rokok. Dini pun juga ngeluarin rokok fave nya, shinta dan risna pun ikutan ngebul bareng. "emang mo panjat kemana bro?", tanya gue ke seno. "Ke pantai siung, skalian aja sapa tau nemuin cliff baru untuk di panjat.", terang seno. "gue juga ikut renn.. Kek nya seru tuuh", bilang Dini seraya memasang kacamata hitam playboy nya diatas kepala seperti bando. "Nhah gitu dong Dinn, join us biar rame..", sahut si pay cepat dengan wajah berbinar dan tatapan mata mengarah ke dada Dini. Muke gilee daah! kaya nya si pay terobsesi banget ma Dini. Paidi alias si pay ini orangnya memang baek banget dan suka menolong. Kalo anak anak ada perlu apa gitu, pasti si pay ini dengan seneng hati mau membantu.. "Ntar gue kasih hadiah deh lo pay.", batin gue sambil ngelirik Dini. Dini pun tersenyum menggoda, tau si pay mulai ganjen. ".. Berani ga ngerjain pay?" itung itung beramal:-P ..", isi sms gue ke Dini. "Ceteeek, asal lo ga ikutan mupeng ajaa :-P..", balas sms Dini ke gue. Tiba tiba.. "renn, pinjem jaket lo bentar gue mo ke toilette.", bisik Dini ke telinga gue. Dini pun beranjak ke toilette kampus gue tercinta.



* * * * * * *



Sepeninggal Dini yang berjalan santai ke toilette, pay pun sesekali melirik goyang pinggul Dini sambil menelen ludah.. "Gue ma risna ke fak hukum dulu ngambil misting ma sleeping bag.. Lo ma shinta ke fak teknik ngambil tenda yaa bro..", kata seno ke fuad. "dan lo pay, nyiapin perlengkapan panjat jangan sampe ada yang ketinggalan.", tambah seno membagi bagi tugas ke sQuad nya. "Siapp ndan!!", ucap fuad, sinta, dan pay kompak. "Ntar biar gue juga bawa dome, gue punya kok skalian ma lampu badainya..", usul gue ke seno. "Sipp bro, tx!", bilang seno cepat sambil melangkahkan kaki pergi ke fak hukum. Fuad ma shinta pun beranjak pergi ngambil tenda. "Wah kebetulan banget neeh bisa ngerjain si pay.", batin gue senang. Si pay pun mulai sibuk sibuk di dalam ruangan pshycopala.. Sebelum ikut pay masuk ke ruangan pshycopala, Gue melihat lihat sikon di sekitar basecamp untuk meyakinkan aja biar aman, ketika sesuatu yang pasti enak buat pay berlangsung.. Haha.. Anjritt! Kenapa gue juga mulai suka kalo Dini bertingkah nakal yaa? Bikin gue jadi napsu napsu gimana gituu..



* * * * * * *



"Fyuuh.. Nyaman daah.", gumam gue ketika duduk dan menyandarkan tubuh ke sofa dalam ruangan basecamp. Benak hitam gue melayang sejenak, teringat kejadian yang mana di sofa ini pula, gue merasakan teknik oral yang sedemikian hebat di tunjukkan oleh seorang bunga kampuz Dini Amalia, yang berakhir dengan cum in mouth.. Semilir angin segar dari big fan yang menggantung di langit langit ruangan menerpa tubuh gue. "Din, ntar begitu gue sms, lo langsung masuk ke ruangan, sedang gue pura pura beli rokok.. Jadi lo bisa puas deh ngerjain bocah gunung kidul itu.", sms gue ke Dini yang masih preparation. "Yupe.", bales sms Dini. "Ehmm.. eehm.. Pay lo pasti sering coli kan", pantat lo tepos gitu.. haha", tanya gue cengengesan. "Aah bisa aja lo renn.. emang kalo pantat tepos keseringan coli ya?", tanya si pay sambil tetap sibuk, mulai terpancing umpan gue. "nhoh bener kan, gue kate juga apee pay.", kata gue. "Emang kalo lo coli, ngebayangin siapa siih?" mbak minah penjual di kantin yaa?", tanya gue menahan tawa. "Hahahaha.. Gila lo renn, masak gue ngejadiin mbak minah jadi objek coli gue.. enggak lah yaw.", jawab pay kenes dan tergelak. Mbak minah adalah perempuan gemuk setengah baya yang biasa jualan di kantin kampus, orangnya baik dan ramah ke anak anak, jadi pada banyak yang bon tuuh kalo anak anak lagi pada ga ada duit termasuk si paidi ini. "Hmm.. Lha terus siapa dong si dia yang lo jadiin objek?", tanya gue penasaran. "Adaa dehh..", jawab si pay genit sambil menyalakan rokok. "Aah.. Pake gaya bencong segala lo pay, ga asyikk.", ucap gue menggerutu.



TO BE CONTINUE .....

0 komentar:

Posting Komentar

 
Top