Judul : Sepotong Senja Untuk Dini
Penulis : Clothingk
Source : SemprotLagi
Kami pun meluncur ke stasiun, dimana seno, fuad, risna, shinta, dan si
pay sudah berkumpul.. Yuupzz.. Kami ber tuju akan menempuh perjalanan panjang
ke pantai siung. Pantai nan eksotik itu terletak di kabupaten gunung kidul, di
tanah kelahiran paidi alias si pay.. waah sama aja ini nganterin si pay mudik
doong hahaha..
Di stasiun, anak anak dah pada nunggu.. “ halo guys..”, sapa gue ramah.. “ halo juga broo..”, jawab seno dan fuad kompak. Sementara shinta dan risna langsung menghampiri Dini dan segera ngobrol ini itu soal equipment apa aja yang di bawa nya..
Shinta dan risna juga cantik dan ber body seksi, mereka berdua juga asyiikkk banget anak nya rame, setia kawan, easy going dan lain lain, tapi ga tau kalo soal masalah seks... haha.. sedang si pay, gue perhatiin dia lirik lirik paha putih Dini yang warnanya kontras dengan celana lapangan warna hitam.. “ ngapain pay?” ngaceng yaa?” hihihihii,” kata gue dalam hati melihat mata si pay merayap asyiik di paha Dini.
“ Eeh lo dah call anak anak mapala Uns ato Ums lum bro, soal mobil pick up yang kita butuhin?”, tanya gue ke seno sambil menyulut rokok. “ beres renn, mereka welcome banget kog ke kita.. tapi sayang mereka ga ada yang bisa join coz dah pada punya agenda sendiri..”, jelas seno panjang lebar, fuad pun mengangguk mengamini ucapan seno barusan.
“ TUUUTTT!!!”.. TUUTTT!!!”, suara kereta api Argo Dwipangga telah datang, untuk membawa kami menuju kota solo, dimana banyak budayawan hebat terlahir di kota kecil yang nyaman untuk di kunjungi.. (alm) Ws. Rendra, Setyawan Djodi, (alm) Affandi , (alm) Basuki Abdullah, yang merupakan maestro lukis yang karya nya begitu melegenda..
Setelah melakukan perjalanan malam yang nyaman, pagi hari nya dengan cuaca mendung kami telah sampai di Stasiun Balapan. Disambut keramah tamahan oleh Alex dan Hendra, perwakilan dari mapala Ums untuk memberikan kunci kontak panther pick up yang akan membawa kami menuju pantai siung di daerah kabupaten gunung kidul..
“ Haloo broo, wah akhirnya ketemu lagi..”, sapa ramah alex dengan senyuman, sambil menjabat tangan kami satu persatu, dengan style ala anak pecinta alam. Pemuda asli solo yang sudah cukup akrab dengan kami, karena pernah sama sama jadi relawan ketika tsunami meluluh lantakkan Aceh tercinta. “ halo juga lex, wah tambah gondrong aja lo kaya reno, hahaha..”, bilang fuad becandain alex.
* * * * * * *
Hendra pun ikut tertawa, sambil membantu Dini, risna, dan shinta menaikkan equipment kami keatas bak panther.. “ bener neeh ga ikut kami ke siung?”, tanya gue memastikan. “ pengen seeh sebenernya ngikut, ditemani bidadari bidadari cantik lagi hehehe.. tapi kami juga ada agenda ke puncak Hargo Dumilah ( nama puncak tertinggi gunung lawu-Red) bro..”, jelas hendra sambil becandain Dini, risna, dan shinta..
“ Oke daah kalo gitu lex, hen.. kami cabut dulu yaa.. thanks banget yaa atas kesediaan lo rela nganter ni mobil Cuma buat kami..”, kata gue mengucapkan rasa terima kasih ke mereka berdua. “ alaaah, udah gapapa lagi ren, nyantai aja.. orang kalo anak anak sini maen ke tempat lo sana, juga kalian sambut dengan baek kok..”, sahut alex cepat.
“ Oke deeh kalo begitu, kami cabut dulu yaa broo..”, bilang seno berpamitan dengan rekan rekan pecinta alam dari solo yang begitu ramah ini, tentunya dengan salam khas anak anak mapala.. “ yoaa, ati ati yaa.. and have a nice climbing!!”, seru hendra..
Setelah sarapan di warung seputaran stasiun balapan, kami pun ber mobil ria menuju pantai siung, pantai dimana menjadi ajang untuk memantapkan tehknik dan skill para beginner dalam conquer the cliff, pantai dimana menjadi tempat para pecinta alam berkumpul untuk gathering in togetherness. Seno sebagai driver dan si pay sebagai navigator dalam misi penjelajahan ini.. haha.. sedang di bak belakang gue, Dini, shinta, risna, dan fuad.
Perjalanan yang begitu mengasyikkan kami rasakan, ditambah cuaca mendung dan semilirnya angin membuat kami yang duduk di bak terbuka belakang tidak kepanasan. Bernyanyi “ sedang apa ” diringi genjrengan gitar, dan saling bersahut sahutan merupakan hal yang sangat jarang kami lakukan. Sesekali gue cium mesra kening peri kecil yang terlihat tetap cantik tanpa polesan make up dan belom mandi itu, di iringi sorakan oleh fuad, shinta, dan risna.. heboh daah..
Melewati wonogiri yang berbukit bukit, yang terkenal dengan julukan kota gaplek dan waduk gajah mungkur nya, mencapai daerah wuryantoro yang bertanah liat merah, sungguh sungguh sesuatu yang sangat eksotik.. Sampai di daerah pracimantoro, kami mengisi minuman buat si panther dulu dan langsung tancap gas menuju pantai siung. Jalan yang berkelok indah di kelilingi perbukitan dan hutan sungguh sangat menyejukkan pandangan mata.
* * * * * * *
Bau air lautan yang khas mulai terendus oleh alat penciuman kami.. Di pertigaan jalan, kami berdiskusi sebentar untuk langsung ke pantai siung atau mampir dulu ke pantai wedi ombo. Karena pengen cepet istirahat, maka kami memutuskan untuk segera ke pantai siung.. “ ooh godd, pantai yang masih saja indah..”, gumam gue ketika mulai terlihat deburan gulungan ombak berbuih menerpa karang.
Cewek cewek pada berteriak riang gembira.. selama hampir 3jam perjalanan yang melelahkan, akhirnya terbalas sudah rasa capek, ngantuk dan lain lain, dengan panorama hasil karya Tuhan yang maha agung yang terhambar di depan kami saat itu. Setelah meminta izin untuk memarkir mobil di depan rumah salah satu penduduk yang juga berfungsi sebagai warung makan itu, kami beranjak menuju tebing terjal sebelah kanan bibir pantai.
Bibir pantai siung diapit dua bukit terjal di kanan kirinya. Sebelah kanan adalah tebing dimana tempat untuk latihan panjat berada, sedang tebing yang bagian kiri adalah tempat untuk para wisatawan bisa melihat pemandangan hamparan laut dengan leluasa..
kami langsung berjalan kearah tebing tempat dimana para pemanjat biasa menghabiskan waktu nya.
Setelah mendapatkan tempat datar yang enak buat mendirikan tenda, kami langsung membagi tugas biar cepet bisa istirahat ataupun berenang di pantai yang tampak sepi karena memang bukan waktunya liburan.. Berbagai perlengkapan panjat pun di cek ulang seperti kompor dengan parafin nya, repair kit tools, bubuk magnesium karbonat, tali kernmantel, harnes, belay&rapel, karabiner dan masih banyak lagi..
“ Ren, kalo pengen ngediriin tenda dome lo, diatas masih ada tempat yang nyaman juga lho..”, saran fuad ke gue. “ yoaa bro..”, sahut gue cepat seraya berjalan melewati jalan setapak untuk mencari tempat dengan view yang indah.. dan akhirnya berdiri lah tenda dome dengan kapasitas untuk 2 orang itu, dengan lampu badai yang menggantung di depan nya..
Segera gue menaruh tas ransel dan bag packer punya Dini.. Kami memutuskan untuk beristirahat dulu sebelum berenang di sore harinya.. Dini terlihat tidur cukup pulas di dalam tenda dome yang barusan gue dirikan. Sementara dibawah gue liat shinta dan risna juga molor berjejer diapit seno dan si pay yang memang terlihat capek karena nyetir dan menavigatori selama perjalanan dari solo sampe pantai siung.
“ Time’s for swimming swimming, guys!!”, teriak cewek cewek centil.. kecuali si pay yang terlihat bosan dengan acara berenang, dia dapet jatah nungguin tenda.. Shinta dan risna memakai tank top dengan warna pastel dan memakai boxer yang hanya menutupi seperempat paha dari pinggang.. amboii.. mulus juga paha shinta dan risna..
Dini mengenakan kaos putih polos dengan bawahan juga boxer yang pendek seperempat paha.. Wuih gue pun ngaceng dengan sukses melihat semuanya itu. Kami berenang dengan seru tapi kudu harus berhati hati, sebab didasar pantai banyak batu karang sehingga kalo ga hati hati, kaki bisa terantuk batu karang tersebut.. Seno dan fuad pun berlomba menyelam, sedang para cewek saling cubit dan dorong biar terhempas ombak..
Di stasiun, anak anak dah pada nunggu.. “ halo guys..”, sapa gue ramah.. “ halo juga broo..”, jawab seno dan fuad kompak. Sementara shinta dan risna langsung menghampiri Dini dan segera ngobrol ini itu soal equipment apa aja yang di bawa nya..
Shinta dan risna juga cantik dan ber body seksi, mereka berdua juga asyiikkk banget anak nya rame, setia kawan, easy going dan lain lain, tapi ga tau kalo soal masalah seks... haha.. sedang si pay, gue perhatiin dia lirik lirik paha putih Dini yang warnanya kontras dengan celana lapangan warna hitam.. “ ngapain pay?” ngaceng yaa?” hihihihii,” kata gue dalam hati melihat mata si pay merayap asyiik di paha Dini.
“ Eeh lo dah call anak anak mapala Uns ato Ums lum bro, soal mobil pick up yang kita butuhin?”, tanya gue ke seno sambil menyulut rokok. “ beres renn, mereka welcome banget kog ke kita.. tapi sayang mereka ga ada yang bisa join coz dah pada punya agenda sendiri..”, jelas seno panjang lebar, fuad pun mengangguk mengamini ucapan seno barusan.
“ TUUUTTT!!!”.. TUUTTT!!!”, suara kereta api Argo Dwipangga telah datang, untuk membawa kami menuju kota solo, dimana banyak budayawan hebat terlahir di kota kecil yang nyaman untuk di kunjungi.. (alm) Ws. Rendra, Setyawan Djodi, (alm) Affandi , (alm) Basuki Abdullah, yang merupakan maestro lukis yang karya nya begitu melegenda..
Setelah melakukan perjalanan malam yang nyaman, pagi hari nya dengan cuaca mendung kami telah sampai di Stasiun Balapan. Disambut keramah tamahan oleh Alex dan Hendra, perwakilan dari mapala Ums untuk memberikan kunci kontak panther pick up yang akan membawa kami menuju pantai siung di daerah kabupaten gunung kidul..
“ Haloo broo, wah akhirnya ketemu lagi..”, sapa ramah alex dengan senyuman, sambil menjabat tangan kami satu persatu, dengan style ala anak pecinta alam. Pemuda asli solo yang sudah cukup akrab dengan kami, karena pernah sama sama jadi relawan ketika tsunami meluluh lantakkan Aceh tercinta. “ halo juga lex, wah tambah gondrong aja lo kaya reno, hahaha..”, bilang fuad becandain alex.
* * * * * * *
Hendra pun ikut tertawa, sambil membantu Dini, risna, dan shinta menaikkan equipment kami keatas bak panther.. “ bener neeh ga ikut kami ke siung?”, tanya gue memastikan. “ pengen seeh sebenernya ngikut, ditemani bidadari bidadari cantik lagi hehehe.. tapi kami juga ada agenda ke puncak Hargo Dumilah ( nama puncak tertinggi gunung lawu-Red) bro..”, jelas hendra sambil becandain Dini, risna, dan shinta..
“ Oke daah kalo gitu lex, hen.. kami cabut dulu yaa.. thanks banget yaa atas kesediaan lo rela nganter ni mobil Cuma buat kami..”, kata gue mengucapkan rasa terima kasih ke mereka berdua. “ alaaah, udah gapapa lagi ren, nyantai aja.. orang kalo anak anak sini maen ke tempat lo sana, juga kalian sambut dengan baek kok..”, sahut alex cepat.
“ Oke deeh kalo begitu, kami cabut dulu yaa broo..”, bilang seno berpamitan dengan rekan rekan pecinta alam dari solo yang begitu ramah ini, tentunya dengan salam khas anak anak mapala.. “ yoaa, ati ati yaa.. and have a nice climbing!!”, seru hendra..
Setelah sarapan di warung seputaran stasiun balapan, kami pun ber mobil ria menuju pantai siung, pantai dimana menjadi ajang untuk memantapkan tehknik dan skill para beginner dalam conquer the cliff, pantai dimana menjadi tempat para pecinta alam berkumpul untuk gathering in togetherness. Seno sebagai driver dan si pay sebagai navigator dalam misi penjelajahan ini.. haha.. sedang di bak belakang gue, Dini, shinta, risna, dan fuad.
Perjalanan yang begitu mengasyikkan kami rasakan, ditambah cuaca mendung dan semilirnya angin membuat kami yang duduk di bak terbuka belakang tidak kepanasan. Bernyanyi “ sedang apa ” diringi genjrengan gitar, dan saling bersahut sahutan merupakan hal yang sangat jarang kami lakukan. Sesekali gue cium mesra kening peri kecil yang terlihat tetap cantik tanpa polesan make up dan belom mandi itu, di iringi sorakan oleh fuad, shinta, dan risna.. heboh daah..
Melewati wonogiri yang berbukit bukit, yang terkenal dengan julukan kota gaplek dan waduk gajah mungkur nya, mencapai daerah wuryantoro yang bertanah liat merah, sungguh sungguh sesuatu yang sangat eksotik.. Sampai di daerah pracimantoro, kami mengisi minuman buat si panther dulu dan langsung tancap gas menuju pantai siung. Jalan yang berkelok indah di kelilingi perbukitan dan hutan sungguh sangat menyejukkan pandangan mata.
* * * * * * *
Bau air lautan yang khas mulai terendus oleh alat penciuman kami.. Di pertigaan jalan, kami berdiskusi sebentar untuk langsung ke pantai siung atau mampir dulu ke pantai wedi ombo. Karena pengen cepet istirahat, maka kami memutuskan untuk segera ke pantai siung.. “ ooh godd, pantai yang masih saja indah..”, gumam gue ketika mulai terlihat deburan gulungan ombak berbuih menerpa karang.
Cewek cewek pada berteriak riang gembira.. selama hampir 3jam perjalanan yang melelahkan, akhirnya terbalas sudah rasa capek, ngantuk dan lain lain, dengan panorama hasil karya Tuhan yang maha agung yang terhambar di depan kami saat itu. Setelah meminta izin untuk memarkir mobil di depan rumah salah satu penduduk yang juga berfungsi sebagai warung makan itu, kami beranjak menuju tebing terjal sebelah kanan bibir pantai.
Bibir pantai siung diapit dua bukit terjal di kanan kirinya. Sebelah kanan adalah tebing dimana tempat untuk latihan panjat berada, sedang tebing yang bagian kiri adalah tempat untuk para wisatawan bisa melihat pemandangan hamparan laut dengan leluasa..
kami langsung berjalan kearah tebing tempat dimana para pemanjat biasa menghabiskan waktu nya.
Setelah mendapatkan tempat datar yang enak buat mendirikan tenda, kami langsung membagi tugas biar cepet bisa istirahat ataupun berenang di pantai yang tampak sepi karena memang bukan waktunya liburan.. Berbagai perlengkapan panjat pun di cek ulang seperti kompor dengan parafin nya, repair kit tools, bubuk magnesium karbonat, tali kernmantel, harnes, belay&rapel, karabiner dan masih banyak lagi..
“ Ren, kalo pengen ngediriin tenda dome lo, diatas masih ada tempat yang nyaman juga lho..”, saran fuad ke gue. “ yoaa bro..”, sahut gue cepat seraya berjalan melewati jalan setapak untuk mencari tempat dengan view yang indah.. dan akhirnya berdiri lah tenda dome dengan kapasitas untuk 2 orang itu, dengan lampu badai yang menggantung di depan nya..
Segera gue menaruh tas ransel dan bag packer punya Dini.. Kami memutuskan untuk beristirahat dulu sebelum berenang di sore harinya.. Dini terlihat tidur cukup pulas di dalam tenda dome yang barusan gue dirikan. Sementara dibawah gue liat shinta dan risna juga molor berjejer diapit seno dan si pay yang memang terlihat capek karena nyetir dan menavigatori selama perjalanan dari solo sampe pantai siung.
“ Time’s for swimming swimming, guys!!”, teriak cewek cewek centil.. kecuali si pay yang terlihat bosan dengan acara berenang, dia dapet jatah nungguin tenda.. Shinta dan risna memakai tank top dengan warna pastel dan memakai boxer yang hanya menutupi seperempat paha dari pinggang.. amboii.. mulus juga paha shinta dan risna..
Dini mengenakan kaos putih polos dengan bawahan juga boxer yang pendek seperempat paha.. Wuih gue pun ngaceng dengan sukses melihat semuanya itu. Kami berenang dengan seru tapi kudu harus berhati hati, sebab didasar pantai banyak batu karang sehingga kalo ga hati hati, kaki bisa terantuk batu karang tersebut.. Seno dan fuad pun berlomba menyelam, sedang para cewek saling cubit dan dorong biar terhempas ombak..
* *
* * * * *
“Woi Din, lo seksi
banget. Tuuh gundukan toked lo yang gede terlihat jelas, mana beha lo warna
merah, ketat lagi..”, seru shinta disambut cekakak cekikik si risna.. “iya tuuh
Din, reno pasti ngaceng terus, harus lo bantu ntar, hahaha..”, imbuh risna
sambil menyipratkan air laut ke wajah Dini. “Biarin aja konak, emang gue
pikirin, hahaha!!”, balas Dini seraya menyeburkan tubuh nya ketika gulungan
ombak datang menerjang..
Gue Cuma senyam
senyum mendengar celotehan cewek cewek genit itu.. Setelah puas berenang, kami
ber enam mandi disalah satu kamar mandi rumah penduduk yang di sewakan untuk
pengunjung pantai.. “Uuhhh puass dah berenangnya, wahh tapi jadi laper banget
neeh..”, seloroh shinta di amini yang laen.. “Udah yuuk kembali ke camp, pasti
si pay bete kelamaan nunggu kita..”, bilang fuad.. Dan kami pun berjalan
beriringan menuju bukit yang di sebelah kanan pantai, dimana disitu sudah
berdiri tenda kami..
“Aduuh pay, lo baek
banget deech.. tau aja kita lagi laper, hehehe..”, bilang Dini centil ketika
tau kalau si pay telah memasak mie rebus ala kadar nya.. “ya iyalaahh, paidii
gitu loochh..”, ujar si pay sok centil. Kami pun makan dengan lahab karena
emang bener bener laper.. Kebersamaan dalam Kesederhanaan.. Hmm, terdengar
indaah..
Setelah selesai
makan, kami pun nyantai nyantai sambil ngobrol dan menghisap rokok..
“sana buruan
pacaran dah petang neeh, di jamin aman dah, qiqiqiqi..”, bilang shinta sambil
terkikik, becandain gue ma Dini.. “aahhh apaan seeh lo shin..”, sahut gue
cepat.. “yaelah pake malu malu segala gaya lo renn, hahahaha..”, kata seno
mendukung ucapan shinta.. “hahahaha!!..” dan semua pada tertawa seru. Dini sang
peri kecil pun Cuma tersipu malu..
“Yaudah deeh, gue
ma Dini keatas dulu yaa, awas ngintip lo!”, ancam gue ke shinta dan risna yang
dari tadi ngegarapin gue mulu, seraya beranjak menaiki bukit diatas tenda nya
seno dkk itu.. Dini masuk ke dalam tenda untuk berganti baju. Setelah beberapa
saat, Dini keluar tenda Cuma mengenakan kaos yang terlihat kebesaran sepangkal
pantat yang kulit nya putih mulus tanpa noda itu.
Celana dalam
berenda dengan kait di samping pinggang kanan kiri yang Dini pake pun mengintip
nakal..
“Indah banget yaa
renn, petang ini..”, kata Dini berdiri di pinggiran tebing yang bawah nya
langsung lautan lepas. “iya Diin, sungguh indah..”, jawab gue cepat sembari
mendekati Dini dari arah belakang dan memeluk nya.. Melingkarkan kedua tangan
gue ke perut nya. Gue dekap erat seakan ga mau kehilangan seoarang cewek cantik
yang sudah melumerkan hati beku gue selama ini.
“Warna senja yang
terlukis di langit begitu menakjubkan, gue suka banget.. Malah dari gue kecil,
setiap petang gue selalu berdiri di balkon rumah untuk sekedar melihat dan
merekam keindahan senja temaram di otak gue. Dan sekarang gue bisa melihat nya
di langit luas.. Wonderfull..”, bilang Dini panjang lebar sambil mendongakkan
kepala keatas untuk melihat warna senja yang begitu indah berpadu oleh kerlip
bintang yang pada mulai menampakkan diri.. Gue pun juga ga nyangka kalau warna
senja seperti sekarang ini begitu menyejukkan pandangan mata.
“Gue ajak lo
terbang ke langit luas untuk melintasi senja itu..”, kata gue sambil meraih
tangan kanan Dini mengarahkan kedepan rada miring 45derajat. “Kita terbang Din,
lihatlah ke bawah..”, ujar gue.. Dini pun melongokkan pandangan mata nya ke
bawah, yang berupa lautan luas.. “Waah renn, gilaa berasa terbang beneran..
waahhhh kaya di film titanic yaa, hahaha..”, Dini tertawa senang.. Kebahagiaan
itu terpancar dari raut wajah cantik nya yang selama ini membius gue..
* * * * * *
“Dinn, seandai nya
gue punya kuasa dan Tuhan mengijinkan.. akan gue ambil senja temaram yang
terlukis di langit luas itu buat lo.. Senja yang selalu menyita hati lo.. dan
mempersembahkan Sepotong
Senja Untuk Dini.. Karena ga mungkin gue
mengambil semua nya..”, bisik gue lirih di dekat telinganya yang tertutupi
helai helai anak rambut nya.. “hehehe.. gombal aah!” tapi makaciih yaa
perhatian nya..”, ucap Dini tersipu malu..
Gue cium mesra pipi
kanan Dini, dengan semakin memeluk erat perut rata nya dengan tangan kiri..
kontie gue yang menegang keras tergenjet dan terselip hangat di belahan
bongkahan pantat Dini yang berbalut celana dalam berenda tipis. “Auwww.. iihhhh
nakal yaa, awas kamu!!”, pekik kaget Dini dengan manja terdengar, tatkala gue
maju mundurkan lonjoran batang kontie itu menggesek gesek celah pantat kenceng
nya, dan juga mulai menyusupkan telapak tangan sebelah kanan ke dalam kaos Dini
yang kebesaran..
“ Ouugghhhh!!
Renn.. mmphhh!!”.. aahh!”, desah sensual Dini ketika buah susu 36B nya itu
teremas oleh jemari nakal gue.. “ sshhhh.. ugghhh!”, lenguh Dini mulai keenakan
ketika puting imut berwarna pinky itu juga terpilin oleh jempol dan jari
telunjuk gue.. Dini pun segera mengalungkan kedua tangan nya melingkari di
leher gue dengan tetap membelakangi gue.. Bongkahan toked besar yang sekel dan
berasa hangat itu semakin membusung indah..
Dengan batang
kontie menggesek dengan mantap di celah pantat Dini, kedua tangan gue juga
mengurut dan meremas sepasang toked putih yang terhias urat berwarna hijau
walau masih tertutup kaos yang di kenakan Dini. “Uugghhhh!! Renn, mmphhh!”..
sshhh!!..”, Dini mengelojotkan tubuh yang begitu menggairahkan untuk segera di
entot itu, ketika jemari tangan sebelah kiri gue mulai mengelus elus celah
lipatan memek yang masih juga tertutup celana dalam.
Basah, lembab, dan
hangat terasa di jari telunjuk gue yang terus terusan mengusap nya..”renn,
en.naak!”.. ugghhh!!” yeaa.aahhh!!”, Dini pun tak mau kalah menggoyangkan
pantat bohay nya untuk melawan gesekan dari batang kontie gue. “aakhh Din,
pantat loo empukk kenyall.. hmmm!!”, ucap gue disertai lenguhan nikmat tatkala
pantat Dini terus menguleg uleg lembut.. Dini dengan pasrah mengangkat kedua
tangannya lurus keatas ketika gue mulai melucuti kaos yang masih di pakai nya.
Setelah tubuh mulus
bagian atas sudah telanjang, Dini membalikkan tubuhnya menghadap gue, dan
langsung melumat bibir yang barusan akan mencumbu leher jenjang nya yang
terbuka menampakkan kehalusan kulit putih berbulu halus yang membalut batang
leher.. Dini memainkan lidah hangat nya di dalam mulut gue, dan mengajak menari
lidah gue dengan sangat hot.. “ hmmm.. mmpphhh!”.. hemmmphh!!”.. suara dari
bibir yang beradu di meriahkan deru ombak lautan yang beradu dengan batu
karang..
Dini mulai mencumbu
batang leher gue pelan pelan.. merayapkan lidah nya untuk membelit puting
cokelat terang gue sambil tangan sebelah kanan merosot ke bawah untuk menggapai
tonjolan kontie yang telah mengacung keras di balik celana pendek. Mengusap
usap nya, mengelusnya keatas bawah dengan irama yang saling berkesinambungan
dengan sapuan bibir dan lidah nya di tubuh gue.. Lidah basah dan lancip Dini
terasa begitu hangat ketika melata kearah dinding perut gue dan segera
menggelitik puser.. “aaahhh Dinn, gel.iiii..”, kata gue sambil bergidik
kegelian.
* * * * * * *
Dini menatap senja
diatas langit untuk yang kesekian kalinya, sebelum kedua jemari lentik berkulit
lembut kedua tangan nya memerosotkan celana pendek yang gue pakai.. “thoiing”
menjulur keluar lah lonjoran batang kontie gue yang ngaceng keras dan berurat
itu, membentur wajah cantik Dini diiring pekik kaget “ ii.iihhh nakal banget
seeh, ga sabaran amat, huuu..”, celoteh Dini memarahi batang kontie gue dengan
mimik wajah yang lucu.. haha.. Kalo mengenang kejadian itu, gue ketawa sendiri,
hehehe..
“ Yee malah
ngangguk angguk lagi, perlu di kasih pelajaran neeh kontol..”, bilang Dini
vulgar ketika tau gue memainkan otot di batang kontie biar bisa mengangguk
angguk.. “Lheep.. lheep.. Sleeeepphhhh!!”, anjriiittttt, begitu dua kali
menyapukan lidah hangat nya di sekujur batang kontie, tanpa ampun Dini langsung
mengelomoh dan men deep throatt dengan ganas.. “Ouugghhhh!!” Shit!!” gi.gilaa
lo Dinn, enaa.aakk bahhngee.eetttshhh!!!”, teriak gue gila melihat dan
merasakan ulah binal si peri kecil..
Kedua tangan nya
ditaruh di pinggang gue, dengan berjongkok Dini terus terusan mengulum di
sertai belitan lidah di sekujur lonjoran batang kontie gue. Di kocok nya kontie
besar berurat menonjol itu dengan cepat lewat mulut mungil berbibir tipis
dengan mantap, sambil menolah nolehkan wajah nya ke kanan kiri.. ”cleepp..
cleppp..cleepphhh!!”, suara penuh birahi tercipta diatas bukit.. Sungguh sangat
mengasyikkan bercinta di alam bebas.. haha..
Gue menggigil
kedinginan begitu juga Dini. Karena angin laut berhembus rada kencang petang
itu.. “Din ke tenda aja yuuk, dingiinn neeh..”, ajak gue seraya mengangkat tubuh
yang padet berisi setengah bugil itu dari posisi nyepong.. “Oke daah, gue juga
dingin..”, jawab Dini Cepat. Sebelum memasuki tenda dome, lagi lagi Dini
memandang keatas sambil bergumam,”You are so beautifull.. I’ll miss you at all
times..”
“Bentar renn kita
bersulang dulu, gue bawa contreau kok..”, ucap Dini sembari mengeluarkan
sebotol minuman import. Dituangkan nya contreau itu ke dalam dua wine glass..
“gleek.. gleekk” ter tenggak lah minuman yang bisa membikin badan menjadi
hangat hangat itu.. “gleek.. gleekk” tenggakan kedua pun menyusul mengaliri
tenggorokan kami berdua.. huuu.uuh hangaat.. Dan kami pun sedikit mulai rada
‘tinggi’
* * * * * * *
Gue duduk diatas
tumpukan tas ransel dengan menyelonjorkan kedua kaki lurus kedepan. Peri kecil
yang gue sayang itu mulai
mendekati lonjoran
batang kontie yang telah tegang mengacung, dengan merangkak kan tubuh putih nya
yang Cuma bercelana dalam disertai dengan tatapan mata yang menggoda..
Hati gue dah
berdegub kencang membayangkan kenikmatan yang luar biasa melalui servis oral
Dini yang begitu perfecto. Dipegangnya ujung kepala kontie yang terlihat
memerah itu dengan telapak tangan dan jemari lembut yang terasa hangat di kulit
kontie, seakan melawan hawa dingin angin malam lautan..
Kecupan kecil di lubang
kepala kontie disertai jilatan lidah merah basah Dini yang membalur kulit
kepala kontie terasa begitu hangat dan nikmat. Semantara jari lentik nya yang
memegang batang kontie gue, mulai mengusap dan mengocok naik turun dengan cepat
tatkala bibir tipis menggemaskan itu sudah mengulum ngulum di sertai sedotan
kuat di daerah kepala kontie..
“ Ouughh Dinn,
nikmathh..”, bisik gue mulai diserang gairah..
Dini semakin
bersemangat ketika gue sudah mulai melenguh keenakan. Di urutkannya dengan
ketat jemari berkulit putih itu kearah pangkal kontie gue.. Dengan begitu
otomatis area di sekitar leher kontie kulitnya juga semakin membuka melebar.
Langsung saja Dini mencaplok kepala kontie sebatas leher dan menguaskan lidah
lancip yang begitu atraktif itu ke leher kontie..
“ Asyiikk
bangettsshhh Din.. Ouugghhh!!”.. Aahhhh!!!..”, desah penuh ekspresi nikmat
terucap dari bibir gue, ketika mulut mungil yang sebelumnya Cuma mengulum
kepala kontie, tiba tiba langsung men deep throat begitu dalam lonjoran batang
kontie gue “ sleeeepphhhh!” sampai menyentuh tenggorokannya, dan mengempot
ngempot kan kedua pipi mulus nya seakan akan mengunyah sesuatu.. “emmpphhh..
emmphh..” suara dari bibir tipis Dini ketika tersumpal batang kontie yang
berurat itu..
Kedua telapak tangan
gue memegang dan mengelusi kepala Dini. Pelan pelaan, kepala yang berhiaskan
rambut shaggy ber highlite warna merah panda itu mulai naik dengan gerakan
melingkar atau spiral. Bersamaan dengan gerakan spiral itu, jemari lembut
tangan Dini menarik turun bagian bawah batang kontie menegang gue.
* * * * * * *
Gue pun bisa
merasakan bagian kepala kontie berurat itu mulai membengkak dan begitu
sensitif, ketika mulut mungil dan bibir tipis Dini mencapai bagian atas..
“uugghhh Dinn.. sshhh..” desah kenikmatan terus terucap, ketika gue merasakan
kenikmatan dari jilatan dan kuluman Dini begitu menggelitik dan merasuk ke
dalam seluruh urat urat syaraf yang terdapat disana..
Selesai melumat
kepala kontie yang sudah membonggol dari tadi, Dini menurunkan kepalanya
mengulangi dengan gerakan yang sama.. naek.. turun.. perlahan tetap dengan gaya
spiral nya. Jemari tangannya tak lupa tetap mengocok lonjoran kontie untuk
menambah kenikmatan yang sedang gue rasakan.
Dini mengulangi nya
terus menerus dengan perlahan dan semakin cepat. Gue yang terpaku dengan aksi
dahsyat Dini mulai tak kuat menahan gelombang ombak birahi yang terus terusan
mendera.. Kepala gue mulai terdongak keatas menatap langit langit tenda dome
dengan memelengkungkan tubuh telanjang gue. Dini Amalia seorang jebolan Siluet
Model Agency melakukan itu semua dengan begitu luar biasanya..
Tak sedikit pun
gigi putih yang berjajar rapi penghias mulut mungil itu menyentuh kulit dari
lonjoran batang kontie yang urat urat nya semakin menonjol keluar
memperlihatkan keperkasaannya. Jemari lentik dari tangan yang satu nya juga tak
henti henti nya meraba pantat dan lubang sun hole seiring kaki gue yang melebar
tanpa gue sadari karena kenikmatan dari service oral Dini yang begitu ahli..
Kuku dari jemari
tangannya pun sesekali menyocok di libang pantat gue.. “ oohhh shitt!!”.. aakhh
Din..”, rengek gue menahan hasrat yang menggoda. Batang kontie gue rasakan
sudah berdenyut denyut penuh nikmat, membuat seluruh otot di tubuh gue
meregang.. Semakin lama kenikmatan yang gue peroleh dari mulut Dini semakin
menggila.
“ Diinnn..
ugghhh!”, hanya itu kata yang terucap dari mulut gue, dengan benak yang
melayang layang entah kemana, dan dengan menggelinjangkan tubuh kesana kemari
ter terjang oleh sapuan gelombang kenikmatan yang menghantam seluruh urat
syaraf di seluruh tubuh gue.. “ hehe, enak renn?” hmm?”, tanya Dini menggoda
dan langsung “leeepphhh!” menelankan kontie gue ke dalam mulutnya yang terasa
hangat dan basah tanpa perlu mendengar jawaban gue.
Ketika semakin
tinggi dan tinggi kenikmatan seks yang gue alami, pelan pelaann mulai terasa
sesuatu yang pastinya sangat nikmat kalau di keluarkan lewat ujung kontie,
untuk meraih puncak orgasme. Tiba tiba ada sesuatu yang menahan laju pejuh
gue.. “ Ugghhh!!!”.. Dinn..”, lenguh gue ketika berusaha meronta, menggeliat
dan berkelojotan. Berusaha melepaskan sesuatu yang menahan laju aliran pejuh
yang sedang mengalir didalam lonjoran kontie.
Tetapi sesuatu yang
menahan aliran pejuh itu juga semakin kuat melawan.. “fyuuhhh” perlahan lahan
kemudian, gue kembali kealam sadar. Gue lihat wajah cantik yang berhias butiran
keringat di dahi nya itu sudah tersenyum maniisss tepat didepan wajah gue,
sedang buah toked 36B yang mulus berkulit lembut dengan urat hijau sebagai
hiasan dan berputing pinky itu tergelantung dengan nafsuin..
* * * * * * *
“ Ii.iihhh,
nakal..”, pekik sang empu nya toked kaget, karena dengan tiba tiba gue remes
bongkahan daging hangat dan gue pilin juga puting pinky yang telah mengeras
itu.. Gue longokkan kepala kebawah untuk mengetahui ada apa gerangan sesuatu
yang menahan laju iar kenikmatan yang sebenernya akan segera tersembur melalui
pipa kontie..
Ahaa.. Tangan putih
berkulit lembut punya Dini ternyata menggenggam dengat erat, mencekiknya persis
di leher kontie. “ save it for me, coz i know the better place for it, my
guardian..”, bisik Dini dengan senyum menggoda, dan “cuuppp” kecup mesra
mendarat di pipi kanan gue.. Ooh godd.. Sangat luar biasa apa yang baru saja
gue alami dan rasakan. Belum pernah gue di kendalikan seperti ini..
Hmm, Dini bener
bener mengeluarkan jurus jurus mematikan yang di kuasainya melalui kitab sakti
wasiat iblis. “ Enakk khan renn, hihii.hihii..”, tawa centil Dini mengembang,
setelah menarik gue keatas nirwana kenikmatan dan menjatuhkannya kembali dengan
telak ke bumi, sebelum gue bener bener mencapai puncak nirwana itu..
“ Enak Dinn, tapi..
bisa klepek klepek neeh kontie gue kalo lo cekik terus terusan kek gene..”,
ujar gue protes.. “ hihihii.. aduuch, sorry yaa kontol nakal yang
gemessiiinnnn.. Tapi jangan klepek klepek dunk, bisa linglung ntar si Dini
Amalia..”, jawab Dini ngobrol dengan lonjoran kontie gue yang masih tetap
ngaceng menantang menunjukkan keangkuhannya.
Dingin nya angin
lautan tak mempan menghilangkan kehangatan yang tercipta di balik tenda dome..
“gleek.. gleekk” suara tenggakan terdengar lagi dari wine glass yang berisi
contreau. Mengalir melalui tenggorokan gue dan Dini.. Yuupz, sesekali kami
berdua menenggak minuman biar lebih mengasyikkan.. hehe..
Gue langsung
merebahkan tubuh beralaskan matras dan berbantal tas punggung untuk melanjutkan
pertempuran sengit dengan Dini.
Dini menempatkan
kedua lututnya disamping pinggang gue, kedua telapak kaki belalang yang
pergelangan kaki sebelah kiri berhiaskan gelang kaki emas putih berliontin
hati, menekan sisi luar kedua paha gue dan perlahan kemudian, Dini menggeser
tubuh telanjang nya yang sangat sangat menggairahkan cuma bercelana dalam itu
diatas perut gue..
Dengan gerakan
erotis penuh dengan kesensualitasan, di lepasnya pengait celana dalam itu dari
kedua sisi nya.. “sreeth” dan terlepaslah celana dalam tipis berenda yang baru
saja membungkus memek tanpa jembie nya, teronggok diatas perut gue..
Ohh shitt!! Gue dah
ga tahan lagi, langsung aja gue perah buntalan toked yang mengkilat karena
keringat dan terpantulkan oleh cahaya dari lampu badai yang tergantung di sisi
tenda dome.
“ Ougghhh!”..
aakhh!”.. en.naakkhhh renn.. mpphhh.. sshhh!”, desahan seksi keluar dari bibir
tipis yang beberapa menit lalu memberikan teknik oral tingkat tinggi..
“heemmpphhhh, haruummm.”, kata gue dalam hati ketika tangan putih Dini yang
panjang itu menjejalkan celana dalam yang sudah basah oleh cairan gairah ke
hidung gue..
0 komentar:
Posting Komentar